ANALISA FILM SOE HOK GIE

Film sebagai media komunikasi massa, merupakan representasi dari kehidupan masyarakat. Film dapat menggambarkan berbagai dimensi-dimensi kehidupan masyarakat, tak terkecuali penggambaran sosok pahlawan Indonesia. Film SOE HOK GIE merupakan salah satu film yang sarat akan makna kepahlawanan seorang SOE HOK GIE. Krisis kepahlawan pasca Kemerdekaan, menjadikan film ini sangat menarik untuk dianalisis. Maka, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengungkap makna kepahlawanan seorang SOE HOK GIE dalam film ini. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui bagaimana kepahlawanan SOE HOK GIE  digambarkan dan apa makna kepahlawanan SOE HOK GIE dalam film Gie. Banyak Peneliti memfokuskan analisis pada kepahlawanan SOE HOK GIE yang terdapat dalam film ini.
Film ini berkisah tentang Sang Demonstran yang segala Pemikiran, Pendapat, dan Gugatan yang gencar ia lancarkan berpengaruh bagi orang-orang di sekitarnya, terutama bagi Bangsa Indonesia yang pada saat itu dilanda krisis dan berbagai masalah yang berkecamuk di mana-mana. Pemuda bernama lengkap Soe Hok Gie ini adalah seorang yang berpendirian kuat, pendiam tapi kritis, tidak mudah terpengaruh oleh siapapun, dia adalah seorang pemuda yang bercita-cita akan merubah negeri yang semakin kacau ini, negeri yang di dalamnya terdapat ketidakadilan yang merambah dimana-mana, menjadi Negara yang betul-betul dapat mewujudkan Keadilan, Persatuan, Keamanan, dan Kesejahteraan yang terkandung dalam bait-bait Pancasila bagi rakyatnya. Dia dikenal sebagai pemuda yang kritis dalam melihat ketidakadilan di negeri ini, terutama pada masa Pemerintahan Soekarno.
Soe Hok Gie dibesarkan di sebuah keluarga keturunan Tionghoa yang tidak begitu kaya dan berdomisili di Jakarta. Sejak remaja, Hok Gie sudah mengembangkan minat terhadap konsep-konsep idealis yang dipaparkan oleh intelek-intelek kelas dunia. Semangat pejuangnya, setiakawannya, dan hatinya yang dipenuhi kepedulian sejati akan orang lain dan tanah airnya membaur di dalam diri Hok Gie kecil dan membentuk dirinya menjadi pribadi yang tidak toleran terhadap ketidakadilan dan mengimpikan Indonesia yang didasari oleh keadilan dan kebenaran yang murni. Semangat ini sering salah dimengerti orang lain. Bahkan sahabat-sahabat Hok Gie, Tan Tjin Han dan Herman Lantang bertanya "Untuk apa semua perlawanan ini?". Pertanyaan ini dengan kalem dijawab Soe dengan penjelasan akan kesadarannya bahwa untuk memperoleh kemerdekaan sejati dan hak-hak yang dijunjung sebagaimana mestinya, ada harga yang harus dibayar, dan memberontaklah caranya. Semboyan Soe Hok Gie yang mengesankan berbunyi, "Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."

Masa remaja dan kuliah Hok Gie dijalani di bawah rezim pelopor kemerdekaan Indonesia Bung Karno, yang ditandai dengan konflik antara militer dengan PKI. Soe dan teman-temannya bersikeras bahwa mereka tidak memihak golongan manapun. Meskipun Hok Gie menghormati Sukarno sebagai founding father negara Indonesia, Hok Gie begitu membenci pemerintahan Ir. Soekarno yang diktator dan menyebabkan hak rakyat yang miskin terinjak-injak. Hok Gie tahu banyak tentang ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kedaulatan, dan korupsi di bawah pemerintahan Sukarno, dan dengan tegas bersuara menulis kritikan-kritikan yang tajam di media. Soe juga sangat membenci bagaimana banyak mahasiswa berkedudukan senat janji-janji manisnya hanya omong kosong belaka yang mengedoki usaha mereka memperalat situasi politik untuk memperoleh keuntungan pribadi. Penentangan ini memenangkan banyak simpati bagi Hok Gie, tetapi juga memprovokasikan banyak musuh. Banyak interest group berusaha melobi Soe untuk mendukung kampanyenya, sementara musuh-musuh Hok Gie bersemangat menggunakan setiap kesempatan untuk mengintimidasi dirinya.

Tan Tjin Han, teman kecil Hok Gie, sudah lama mengagumi keuletan dan keberanian Soe Hok Gie, namun dirinya sendiri tidak memiliki semangat pejuang yang sama. Dalam usia berkepala dua, kedua lelaki dipertemukan kembali meski hanya sebentar. Hok Gie menemukan bahwa Tan telah terlibat PKI tetapi tidak tahu konsekuensi apa yang sebenarnya menantinya. Hok Gie mendesak Tan untuk menanggalkan segala ikatan dengan PKI dan bersembunyi, tetapi Tan tidak menerima desakan tersebut.

Hok Gie dan teman-temannya menghabiskan waktu luang mereka naik gunung dan menikmati alam Indonesia yang asri dengan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) UI. Selain itu, mereka juga gemar menonton dan menganalisa film, menikmati kesenian-kesenian tradisional, dan menghadiri pesta-pesta.


OPINI Film Gie menurut saya.

Film Gie adalah penggambaran HAM pada masa Soekarno. Film ini menunjukkan bagaimana seorang mahasiswa berjuang untuk mendapatkan HAM untuk rakyat Indonesia yang pada masa itu telah diacuhkan. Dari film ini, penonton bisa melihat keadaan yang kacau pada pemerintahan Soekarno yang seringakali disembunyikan dari media massa. Dari alasan-alasan politik, pemerintahan Soekarno berhasil menutupi hal-hal buruk yang mereka lakukan dari rakyat Indonesia sehingga sampai sekarang pun masih tidak jelas keadaan pada masa pemerintahan Soekarno. Ini membuktikan bahwa sampai sekarang pun masih ada cencorship yang menyembunyikan kebenaran dari rakyat Indonesia. Film ini menunjukkan sekilas apa yang terjadi pada masa pemerintahan Soekarno. Film ini juga telah memenangkan tiga penghargaan dan salah satunya adalah untuk film terbaik. Film ini sangat direkomendasikan untuk melihat sejarah Indonesia dan keadan ketika Soekarno menjadi presiden.

Komentar

Postingan Populer